Ngintip isi buku tulisnya Kay yuk!
Ini adalah daftar kegiatan di rumah:
Ini daftar perbuatan baik dan tidak baik:
Jul 18, 2010
Jul 15, 2010
7
Happy birthday, Kayril Arenuma Faiz.
Thank you for sharing your life with us. May it be filled with gladness, and may you always find the power necessary to change sadness to gladness wherever you go.
Love,
Mama & Baba
Thank you for sharing your life with us. May it be filled with gladness, and may you always find the power necessary to change sadness to gladness wherever you go.
Love,
Mama & Baba
Jul 12, 2010
Jul 9, 2010
Percakapan Telepon Pagi Ini
Sudah seminggu ini Kay liburan di rumah nenek. Tadi pagi Baba menelepon dia.
'Hallo?'
'Baba!'
'Lagi ngapain, Kay?'
'Mamam.'
'Mamam apa, Nak?'
'Bubul.'
'Bubur apa?'
'Supel.'
'Apa isinya?'
'Kelupuk.'
'Hallo?'
'Baba!'
'Lagi ngapain, Kay?'
'Mamam.'
'Mamam apa, Nak?'
'Bubul.'
'Bubur apa?'
'Supel.'
'Apa isinya?'
'Kelupuk.'
Mar 22, 2010
Guna
'Kayril, apa gunanya....mata?' tanya Baba.
'Untuk melihat!' jawab Kayril.
'Kalau gunanya....kuping?' tanya Baba lagi.
'Untuk mendengal!'
'Kalau mulut gunanya untuk apa?'
'Untuk mamam! Nyamnyamnyamnyam!'
'Nah, kalau ketek gunanya untuk apa?' tanya Baba sambil nyengir jahil.
'Untuk mengukul, Ba,' jawabnya.
Lho? Baba dan Mama benar-benar bingung. Pelajaran dari mana ini, ketek kok gunanya untuk mengukur?
'Mengukur apa, Kay?' tanya Baba penasaran.
'Mengukul pake telmometel, Ba,' jawabnya pasti.
Oalaaaaah, rupanya gunanya ketek itu untuk mengukur suhu badan saat demam. Aduh naak, kreatif sekali kamu ini!
'Untuk melihat!' jawab Kayril.
'Kalau gunanya....kuping?' tanya Baba lagi.
'Untuk mendengal!'
'Kalau mulut gunanya untuk apa?'
'Untuk mamam! Nyamnyamnyamnyam!'
'Nah, kalau ketek gunanya untuk apa?' tanya Baba sambil nyengir jahil.
'Untuk mengukul, Ba,' jawabnya.
Lho? Baba dan Mama benar-benar bingung. Pelajaran dari mana ini, ketek kok gunanya untuk mengukur?
'Mengukur apa, Kay?' tanya Baba penasaran.
'Mengukul pake telmometel, Ba,' jawabnya pasti.
Oalaaaaah, rupanya gunanya ketek itu untuk mengukur suhu badan saat demam. Aduh naak, kreatif sekali kamu ini!
Jan 24, 2010
Baru?
Untuk semuanya, maaf ya udah lama blognya Kay ini nggak diisi dengan kisah-kisah petualangan Kay yang baru. Kami--Mama, Baba dan Kay--sedang asyik bermain-main dan menggantikan waktu-waktu yang hilang selama Mama pergi ke Swedia. Hehehehe. (Padahal sebenernya Baba lupa sama password blogger, hahaha. Udah tua nih. Pikun.)
Yang sabar ya, seperti kata Nenek Kay. Dalam waktu dekat ini pasti akan ada yang baru di sini.
Salam!
Baba
Yang sabar ya, seperti kata Nenek Kay. Dalam waktu dekat ini pasti akan ada yang baru di sini.
Salam!
Baba
Apr 13, 2009
Bertanya
Senangnya!
Kay sudah mulai menunjukkan rasa keingintahuannya dengan bertanya!
Biasanya yang ia lakukan hanyalah memperhatikan apa yang dilakukan atau apa yang terjadi pada orang-orang dan benda-benda di sekelilingnya tanpa mengeluarkan suara apapun, menunggu untuk diberi tahu oleh Baba atau Mama.
Tapi kini tidak lagi. Bila ada sesuatu yang membuat dia heran, dia akan bertanya. Memang sih, dia baru tiga kali memformulasikan pertanyaan dengan jelas.
Pertama kali Baba mendengar Kay bertanya pada Baba adalah pada saat Baba pulang kantor setelah cuti panjang. Selama cuti panjang Baba biasanya mengantar Mama ke kampus yang artinya kami akan pulang bersamaan, tapi malam itu karena Baba sudah kembali bekerja maka kami pulang sendiri-sendiri.
‘Mama mana?’ tanya Kay yang sudah memakai piyama lengkap sambil menunggu waktu masuk ke kamar tidur.
‘Mama di kampus, Nak,’ jawab Baba, ‘Baba kan dari kantor, jadi nggak pulang bareng Mama.’
Kay lalu bangkit dan memeluk Baba. Kemudian dengan sabar ia menunggu Baba makan malam dan mandi sebelum mengajak bobo.
Kali kedua Kay bertanya adalah pada saat Baba menunjukkan kelingking Baba yang berselaput tinta setelah Baba berpartisipasi dalam Pemilu 2009 kemarin.
‘Kenapa?’ tanya Kay singkat.
Baba menjelaskan kepada Kay bahwa Baba baru saja ikut Pemilu dan sebagai tanda keikutsertaan maka kelingking Baba dicelup ke dalam tinta.
Kay memerhatikan kelingking Baba dalam diam. Agaknya mencoba mencerna informasi yang baru saja Baba berikan.
Pertanyaan ketiga yang diformulasikan Kay agak lucu karena secara tatabahasa masih belum benar, tapi dapat dengan mudah dimengerti.
Waktu itu Baba baru saja pulang dari menjemput Mama di kampus, dan Baba meletakkan bungkusan berisi hamburger dari salah satu restoran cepat saji.
‘Ba, itu punya apa, Ba?’ katanya sambil menghampiri kantung kertas itu.
‘Itu punya apa, Ba?’ tanyanya lagi.
‘Itu hamburger, Nak,’ jawab Baba.
‘Tanyanya bukan “itu punya apa,”’ kata Mama, ‘tapi: “Baba bawa apa?”’
‘Baba bawa apa?’ tanya Kay memperbaiki pertanyaannya.
‘Hamburger. Kay mau?’
‘Mau,’ katanya sambil mengangguk.
Mama membuka bungkusan hamburger itu dan memberikan pada Kay yang langsung menggigitnya. Kecil saja. Ia masih mencicipi makanan baru itu.
Lima menit kemudian Baba menengadahkan tangan Baba di depan mulutnya dan potongan hamburger yang masih utuh keluar dari mulut Kay, didorong oleh lidahnya.
Memang dasarnya nggak doyan fast food ya nggak dikunyah itu hamburger!
Kay sudah mulai menunjukkan rasa keingintahuannya dengan bertanya!
Biasanya yang ia lakukan hanyalah memperhatikan apa yang dilakukan atau apa yang terjadi pada orang-orang dan benda-benda di sekelilingnya tanpa mengeluarkan suara apapun, menunggu untuk diberi tahu oleh Baba atau Mama.
Tapi kini tidak lagi. Bila ada sesuatu yang membuat dia heran, dia akan bertanya. Memang sih, dia baru tiga kali memformulasikan pertanyaan dengan jelas.
Pertama kali Baba mendengar Kay bertanya pada Baba adalah pada saat Baba pulang kantor setelah cuti panjang. Selama cuti panjang Baba biasanya mengantar Mama ke kampus yang artinya kami akan pulang bersamaan, tapi malam itu karena Baba sudah kembali bekerja maka kami pulang sendiri-sendiri.
‘Mama mana?’ tanya Kay yang sudah memakai piyama lengkap sambil menunggu waktu masuk ke kamar tidur.
‘Mama di kampus, Nak,’ jawab Baba, ‘Baba kan dari kantor, jadi nggak pulang bareng Mama.’
Kay lalu bangkit dan memeluk Baba. Kemudian dengan sabar ia menunggu Baba makan malam dan mandi sebelum mengajak bobo.
Kali kedua Kay bertanya adalah pada saat Baba menunjukkan kelingking Baba yang berselaput tinta setelah Baba berpartisipasi dalam Pemilu 2009 kemarin.
‘Kenapa?’ tanya Kay singkat.
Baba menjelaskan kepada Kay bahwa Baba baru saja ikut Pemilu dan sebagai tanda keikutsertaan maka kelingking Baba dicelup ke dalam tinta.
Kay memerhatikan kelingking Baba dalam diam. Agaknya mencoba mencerna informasi yang baru saja Baba berikan.
Pertanyaan ketiga yang diformulasikan Kay agak lucu karena secara tatabahasa masih belum benar, tapi dapat dengan mudah dimengerti.
Waktu itu Baba baru saja pulang dari menjemput Mama di kampus, dan Baba meletakkan bungkusan berisi hamburger dari salah satu restoran cepat saji.
‘Ba, itu punya apa, Ba?’ katanya sambil menghampiri kantung kertas itu.
‘Itu punya apa, Ba?’ tanyanya lagi.
‘Itu hamburger, Nak,’ jawab Baba.
‘Tanyanya bukan “itu punya apa,”’ kata Mama, ‘tapi: “Baba bawa apa?”’
‘Baba bawa apa?’ tanya Kay memperbaiki pertanyaannya.
‘Hamburger. Kay mau?’
‘Mau,’ katanya sambil mengangguk.
Mama membuka bungkusan hamburger itu dan memberikan pada Kay yang langsung menggigitnya. Kecil saja. Ia masih mencicipi makanan baru itu.
Lima menit kemudian Baba menengadahkan tangan Baba di depan mulutnya dan potongan hamburger yang masih utuh keluar dari mulut Kay, didorong oleh lidahnya.
Memang dasarnya nggak doyan fast food ya nggak dikunyah itu hamburger!
Subscribe to:
Posts (Atom)