Jan 11, 2008

Mama Datang!

Hai, Gentles, Kay dan para pendukungnya mengucapkan Selamat Tahun Baru 2008!

Iya, iya, sekarang sudah tanggal 11, sudah lumayan terlambat untuk mengucapkan selamat, tapi nggak apa-apa tokh? Soalnya Baba punya alasan yang sangat bagus:

Mama lagi di Jakarta.

Nah, bagus kan alasannya? Makanya agak lama nggak ada update di halaman-halaman buku harian Baba dan Kay. Kami sedang asyik bermain-main bertiga.

Apa? Kapan Mama datang? Tanggal 25 Desember yang lalu.

Tentu saja peristiwa ini membuat Kay menjadi luar biasa gembira dan bahagia.

Waktu Mama keluar dari imigrasi di bandara Soekarno-Hatta, Kay masih malu-malu.

‘Mau sama Mama nggak?’ tanya Mama sambil menawarkan diri untuk menggendong Kay.

Yang ditanya membuang muka, tapi senyumnya lebar sekali.

Mama mengulangi pertanyaan yang sama hingga tiga kali, barulah Kay mau pindah dari gendongan Baba ke pelukan Mama.

Menuju mobil, Mama bertanya lagi pada Kay:

‘Mau digendong Baba?’

‘Shama Mama aja,’ jawab Kay, ‘Biola,’ katanya lagi sambil menunjuk sebuah poster bergambar biola.

‘Sama Teteh mau?’ goda Mama lagi.

‘Ng! Shama Mama aja! Ng!’ jawabnya setengah marah.

‘Ok, ok,’ kata Baba, ‘wah, nggak laku lagi nih.’

‘Duuh, shayangnya,’ kata Kay sambil memeluk Mama dengan erat. Di dalam mobil ia tidak mau beranjak dari pangkuan Mama. Sepanjang perjalanan mungkin ada sekitar empat puluh kali Kay menyatakan ia sayang Mama.

Di rumah, Bibi menyambut dengan membuka pintu mobil yang baru saja Baba parker di garasi. Ia langsung disambut oleh tangan Kay yang melambai-lambai.

‘Dadaaaaa!!’ kata Kay sambil melambai. Artinya ia ingin Bibi pergi dari situ. Wah, Bibi juga nggak laku. Semua dikalahkan oleh Mama.

Esok harinya, ketika sedang bermain-main, Kay selalu menyempatkan diri untuk memeluk Mama sambil bergumam ‘Duuh shayangnya.’

Selain itu ia juga sering menghentikan permainannya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Mama. Setelah beberapa detik memperhatikan wajah Mama ia akan menunjuk bahu atau dada Mama sambil berkata:

‘Mama!’

Seolah-olah ia tidak percaya Mama yang sekarang ada di hadapannya adalah yang asli dan bukan foto.

Yah, begitulah, sejak tanggal 25 Desember hingga sekarang hari-hari kami lalui bertiga lagi. Ke rumah Nenek di Subang, ke rumah Uyut hingga kondangan ke Nagreg yang menyebabkan Kay dihukum oleh Baba. Tapi itu kisah yang lain lagi.

No comments: