Apr 2, 2008

Kangen

‘Bobo siang sampai jam 4 sore,’ kata Teteh Iis sambil menutup pintu kamar. Ia baru saja melongok Kay yang sedang dikeloni oleh Nenek.

‘Udah tidur?’ tanya Baba. Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam. Baba baru tiba di rumah dan hendak menyantap makan malam.

‘Belum,’ jawab Teteh, ‘tidur sampai sore, bisa-bisa tidur jam sebelas.’

Selesai makan malam, tiba-tiba tangisan Kay terdengar dari kamar. Baba segera mencuci tangan dan masuk ke kamar.

Kay sedang berbaring di atas tubuh Nenek, menangis tersedu-sedu. Nenek berusaha membujuknya.

‘Kenapa, Nak?’ tanya Baba.

‘Nenek salah ngomong,’ jelas Nenek, ‘maunya bilang “bobo sama Nenek?” eh keluarnya malah “bobo sama Mama?”. Terus langsung nangis.’

‘Ooh, sayang,’ kata Baba sambil menggendong Kay. Yang digendong segera meletakkan kepalanya di bahu Baba. Sedu-sedannya masih berlanjut.

‘Kenapa?’ tanya Teteh Iis yang melongokkan kepalanya di pintu kamar.

Sebelum sempat menjawab Kay sudah mendengus mengeluarkan ingusnya. ‘Aduh, aduh, ingus,’ kata Teteh sambil meraih handuk, ‘sini dilap dulu ingusnya.’

Setelah dilap ingusnya tangisan Kay berhenti, namun ia masih terisak.

‘Mau bobo sama siapa?’ tanya Baba.

‘Shama Baba,’ jawabnya lirih.

‘Bilang dulu sama Nenek.’

‘Nek, Kay mau bobo dulu, ya,’ bisiknya.

‘Iya,’ jawab Nenek, ‘tidur yang nyenyak, ya.’

‘Kiss dulu Neneknya,’ kata Baba.

Kay menyorongkan tubuhnya dan Nenek mencium pipi tembam Kay.

‘Udah, bobo, ya,’ kata Nenek, ‘ Nenek keluar, ya.’

Di tempat tidur, Kay segera memeluk Baba dengan erat.

‘Kenapa Kay tiba-tiba nangis, Sayang?’ tanya Baba.

Pelukannya makin erat.

‘Kay kangen sama Mama?’

‘Iya,’ jawabnya lirih.

‘Sabar, ya. Sebentar lagi Mama pulang, kok,’ kata Baba.

‘Iya,’ jawab Kay sambil menyembunyikan wajahnya di dada Baba dan mempererat pelukannya.

‘Udah, bobo, ya.’

‘Iya.’

No comments: