Dec 4, 2006

Weekend at Yangti's

Baba : Ayo bilang dulu sama Paman Mon-mon. Selamat…?

Kay : Hiang!

Baba : Lho, bukan selamat siang. Selamat…?

Kay : Helamat ulang tahun…


* * *


Yangti : Dwi mana?

Kay : Hwedia.

Yangti : Ngapain di Swedia?

Kay : Hokolah.

Yangti : (Dengan nada bercanda) Ngapain sekolah jauh-jauh?

Kay : Kangen.

Yangti : Kangen?

Kay : Banget.


* * *


Baba meraih tangan Kay dan menyuruhnya berpijak pada kaki Baba. “Robot-siap-berangkat,” kata Baba menirukan suara mekanis sebuah robot.

Kay melepaskan tangan Baba dan sambil duduk menjawab, dengan suara mekanis sebuah robot juga, “Duduk-aja.”


* * *


Samples of inane mumblings (and yells) heard in Paman Mon-mon’s room while Kay is playing with Baba:

1. ‘Awas ada motol!’
2. ‘Wang wing!’ (menirukan teriakan burung beo.)
3. ‘B-I-N-G-O! B-I-N-G-O!’
4. ‘Bulung! Ayam! Bebek!’ (sambil memegang topi ayam Paman Mon-mon.)
5. ‘Hehat ya bu ya..!’


* * *


Kay menghambur keluar kamar Paman Mon-mon langsung ke teras tempat jemur pakaian. Belum sampai ke ujung teras ia segera berbalik dan berjalan pelan-pelan sambil berjingkat.

“Panas,” katanya, “panas,”

“Siapa suruh kamu ke situ?” tanya Baba sambil senyum.

Kay menghambur masuk ke kamar lagi.


* * *


“Hayo bilang sama Engkong,” kata Baba.

“Kong, Kay pulang dulu,” kata Kay.

“Eeh, bukan pulang!” sergah Baba.

“Kong, bobo—Kay bobo dulu ya,” ulang Kay.

Kami keluar dari ruang kerja Engkong dan masuk ke kamar Yangti. Lalu Baba merebahkan Kay di tempat tidur, tapi Kay langsung melompat bangun.

“Minta geddong hama Teteh!” katanya.

“Lho, sama siapa?” tanya Baba.

“Minta geddong hama Baba!”

Baba menggendong Kay yang langsung meletakkan kepalanya di bahu Baba. Sudah ngantuk dia.

“Mau ke mana?” tanya Baba.

“Ke hitu,” jawab Kay sambil menunjuk pintu.

“Bobo di sini aja ya?” tanya Baba sambil menunjuk tempat tidur.

“Ke hana aja!” bentak Kay sambil menunjuk pintu.

Baba keluar merebahkan dan mengeloni Kay di sofa. Saat Kay sudah setengah tertidur Baba memindahkan Kay kembali ke kamar Yangti dan merebahkan dia di tempat tidur.

“HAMA BABA AJAAAA!” tangis Kay tiba-tiba. Manja sekali anak ini, hanya mau dikeloni Baba.


* * *


Baba : Kay udah sekolah belum?

Kay : Udah.

Baba : Belajar apa di sekolah?

Kay : …

Yangti : Belajar apa Nak?

Kay : Pak Ito.

Baba : Pak Ito ngajarin apa?

Kay : Lompat.

Baba : Ibu Qori ngajarin apa?

Kay : Lonce.


* * *



“Tuh, Baba udah nyiapin mobil tuh!” kata Yangti. Sekejap kemudian terdengar suara langkah anak kecil berlari ke teras depan rumah, “IKUT! IKUT! IKUT!”

Baba masuk ke dalam rumah dan mendapati Kay sudah melintas ruang tamu. Baba memutar badannya kembali masuk, “Hayo, pamit dulu!”

“Yangti! Kay pulang dulu ya,” teriaknya, girang sekali.
“Sama Engkong!” perintah Baba.

“Kong, Kay pulang dulu,” ucapnya.

“Bude?”

“Bude, pulang dulu yaaaaa,”

“Iya Nak,” kata Bude sambil mencium Kay, yang berada di gendongan Baba, “pamit sama Kakak.”

“Kakak, Kay pulang dulu,”

“Peluk dulu dong!” kata Kakak.

“Gak boleh,” jawab Kay berkelit.

“Aah, boleh dong!” kata Kakak sambil memaksa mencium Kay yang membuang muka sambil terkekeh-kekeh.

“Oh, emang dasar anak ngaco,” kata Bude menggoda.

“Ngaco,” kata Kay.

“Mau pulang ke Pondok—?” tanya Baba.

“Gede!” jawab Kay sambil nyengir.

Di dalam mobil Kay berteriak-teriak, “DADAAAAA!!!!” katanya dengan penuh semangat sambil melambai-lambaikan tangannya dengan sekuat tenaga.

“Itu anak girang banget mau pulang!” kata Yangti, “Dada, Nak! Hati-hati ya…”

No comments: