Apr 16, 2007

Gambar

‘Gambal pohon!’ perintah Kay sambil menyerahkan sepotong kertas kecil kepada Baba.

Baba menggambar pohon di kertas itu.

‘Gambal bunga!’

Baba menggambar bunga dengan potnya.

‘Gambal ayam!’

Baba menggambar ayam jago.

‘Ku-ku-ku-kuluyuk, begitulah bunyinya, kakinya beltanduk hewan apa namanya,’ Kay bernyanyi, tangannya membentuk paruh ayam dan ia mengayunkan tangan itu ke atas dan ke bawah, menirukan gerakan kepala ayam.

‘Gambal tangan!’

Baba menggambar tangan.

‘Gambal tangan!’ perintahnya lagi sambil menarik tangan Baba, meletakkannya di atas kertas kecil itu, ‘gambal tangan!’ katanya lagi. Ia memerintahkan Baba untuk men-trace tangan Baba.

‘Nggak muat lah nak, kertasnya kekecilan,’ jawab Baba. Kertas itu bahkan lebih kecil dari tangan mungil Kay.

Kay merajuk. Meraih kaki kursi dan mencoba melemparnya.

‘Iya, iya, ini Baba gambarin tangannya,’ Baba berpura-pura men-trace tangan Baba, lalu menunjukkan gambar tangan yang sudah Baba buat kepada Kay.

Kay diam, dia memperhatikan gambar tangan itu, melirik ke tangan Baba, dan akhirnya mengambil kertas itu dan menginspeksi dari dekat. Kok bisa jadi kecil? Mungkin itu yang ada dalam pikirannya.

Sedetik kemudian kertas itu diletakkan kembali di lantai.

‘Gambal kuku!’

Baba menambahkan kuku-kuku di ujung jemari gambar tangan itu.

‘Gambal ubul-ubul!’

Nah lho! Anak ini tahu ubur-ubur dari mana?

Kan banyak di SpongeBob,’ kata Teteh Iis.

Oooo…rupanya dari situ. Wah, bagus juga, berarti dia mulai memperhatikan apa yang dia tonton. On the other hand, Baba harus hati-hati memilih acara kalo dia lagi ada di depan TV nih…

Baba menggambar ubur-ubur.

Selanjutnya dia minta gambarkan kelinci, kodok, kuping, mata, pesawat, mobil dan ikan.

Setelah selesai dan Kay puas, kertas penuh gambar itu dibawa kemanapun ia pergi.

Beberapa saat kemudian Kay, yang sedang duduk di meja depan TV, celingukan. Matanya menyapu ke kanan dan ke kiri. Jelas ia sedang mencari sesuatu, tapi apa?

‘Cari apa, Boy?’ tanya Baba.

Ia tetap celingukan.

Kayaknya ini anak nyari kertas yang tadi digambarin Baba nih, pikir Baba. Kertas itu ada di sebelah Kay, namun letaknya agak di belakangnya, jadi Kay tidak melihat.

Akhirnya Kay menoleh agak ke belakang dan menemukan yang ia cari. Ia langsung mengambil kertas penuh gambar itu sambil turun dari meja dan berlari ke depan rumah…

* * *

Malam. Kay sudah siap dengan piyama dan menggandeng tangan Baba menuju kamar tidur.

‘Ini dibawa nggak?’ tanya Teteh Iis.

Kay meraih tanpa berkomentar. Lalu masuk ke kamar, naik ke tempat tidur, berdoa dan berguling mengambil posisi favoritnya: tengkurap dengan satu kaki dilipat mendekati perut dan satu tangan terangkat ke atas kepala. Posisi ini membuat ia terlihat seperti sedang berusaha memanjat tembok.

Di tangan kanannya—yang terangkat di atas kepala—tergenggam sepotong kertas kecil penuh gambar…

No comments: