Apr 17, 2007

Kura-kura

Teng! Teng! Teng!

Suara logam beradu terdengar dari dapur. Lagi ngapain sih si Kay ini? Pikir Baba sambil bergegas menuju dapur.

Di lantai dapur sudah berserak wajan dalam berbagai ukuran. Kay sedang duduk di hadapan yang terbesar, sambil memegang sendok sayur dan mengayunkannya, seolah sedang menggoreng. Teteh Iis sedang mencuci baju dan Bibi terbaring di lantai, istirahat.

‘Sreng, sreng, sreng. Kayril sedang menggoreng. Menggoreng apa Kay?’ goda Baba.

Kay cuek. Konsentrasi penuh pada kegiatannya.

Tiba-tiba wajan itu ditunggingkan, dan ia mengalihkan perhatiannya ke wajan lain yang lebih kecil.

‘Kay, lihat,’ tunjuk Baba, ‘kayak kura-kura ya?’

Kay menoleh sejenak lalu kembali mengarahkan perhatiannya ke wajan yang kecil.

‘Sini, Baba kasih lihat nih,’ kata Baba sambil mengambil sendok sayur dan empat buah centong kayu. Sendok sayur itu Baba selipkan di gagang wajan, sementara keempat centong kayu Baba letakkan di sisi kiri dan kanan wajan. Wajan itu makin mirip kura-kura.

‘Lihat Kay, ada kura-kura!’ seru Baba.

‘Kula-kula,’ kata Kay menghampiri wajan itu. Tanpa ragu ia mengangkangi wajan tersebut dan duduk.

‘Naik kula-kula,’ katanya. Tapi tentu saja badannya terlalu besar.

Akhirnya ia merombak ‘kura-kura’ wajan tersebut dan kembali ‘menggoreng’.

Teng! Teng! Teng!

No comments: