Oct 22, 2007

My Little Angel -- Aduuuuuh -- 'Keju, Baba!'

‘Kay ke mana, Ma?’ tanya Baba ke Nenek. Sabtu siang itu Baba baru saja tiba di rumah Nenek di Subang untuk menjemput Kay kembali ke Jakarta.

‘Pergi sama Papa tadi, beli makanan,’ jawab Nenek.

‘Sudah lama?’

‘Baru aja berangkat.’

Baba masuk ke dalam rumah, membaca buku dan segera tertidur lelap.

Dua jam kemudian Baba terbangun dan berjalan gontai ke teras belakang rumah. Di atas tikar di lantai teras itu Kay terlelap. Wajahnya tenang sekali, bagai malaikat. Baba mencium pipi gembilnya dan menunggu Kay terjaga sambil meneruskan membaca buku di sisinya.

‘Tadi dia baru datang girang sekali melihat mobil bapaknya,’ kata Kakek, ‘Papa suruh bangunin kamu tadi. Dia nggak mau, malah kabur sambil tertawa-tawa cekikikan. Lucu sekali anak ini.’

Wah, pasti tidak keruan sekali tingkahnya tadi!

Kurang lebih satu jam kemudian Kay terjaga. Baba mendekat dan tangannya langsung meraih leher Baba dan menariknya ke dalam pelukan.

‘Aduuuuh,’ katanya lirih.

Tangannya semakin kencang memeluk leher Baba. Baba berbaring di sebelahnya. Kali ini kakinya ikut merangkul perut Baba.

‘Duuh, aduuuh.’

‘Wah, ogoan*nya,’ kata Baba, ‘kenapa? Kayril kangen sama Baba?’

‘Aduuuuh,’ jawabnya, pelukannya mengencang.

‘Kayril kangen sama Mama nggak?’

‘Kangen.’

‘Kalo ketemu mau diapain Mamanya?’

‘Aduuuuuuuuh,’ jawabnya lagi. Pelukannya makin mengencang.

Beberapa menit (dan pelukan serta ‘aduh, aduh’) kemudian Kay bangkit dan mulai lasak, tapi ia tidak pernah jauh dari Baba. Bahkan beberapa kali ia berjalan sambil memeluk paha Baba, yang tentu saja membuat Baba agak sulit untuk berjalan.

‘Makannya lagi jelek, nih, sejak kemarin,’ kata Nenek, ‘dilepeh melulu. Padahal dua hari sebelum ini makannya bagus sekali.’

Memang sore harinya Kay makannya jelek, padahal Nenek memasakkan nasi tim kesukaannya. Akhirnya ia hanya menghabiskan setengah cheese john yang Baba belikan di toko roti dalam perjalanan menuju Subang.

‘Mau keju,’ katanya antusias. Ketika keju di tempat kuenya habis (walaupun rotinya belum) ia blingsatan ke dapur mencari-cari keju.

‘Tambah kejunya,’ katanya sambil celingukan di sekitar tempat cuci piring.

‘Di sini kejunya, Nak,’ Baba memanggil Kay, ‘di atas meja makan.’

Kay segera menghampiri meja makan dan berusaha mengambil sisa cheese john kesukaannya itu. Paruhan roti itu jatuh ke atas meja, tapi dengan cueknya Kay menyendoki keju parut yang berserakan di atas meja di sekitar cheese john tersebut.

‘Keju,’ katanya, ‘Keju, Baba!’


*Kolokan, manja

No comments: