Oct 17, 2006

Bobo

“Bobo,” gumam Kay sambil bangkit dari duduknya, matanya sudah setengah tertutup.
“Kalo bobo di mana?” tanya Baba.
“Di hitu,” jawabnya menunjuk pintu kamar tidur, Kay lalu menghampiri Baba dan menarik tangan Baba, mengajak Baba ke kamar.
“Hayo, bilang dulu sama Nenek,”
“Bobo dulu ya, Nek,” ujar Kay sambil mencium tangan Nenek. Nenek mencium kedua pipi Kay.
“Sama Uwa,”
“Bobo dulu Uwa,” katanya mencium tangan Uwa Abah. Uwa Abah balas mencium pipi Kay, lalu secepat kilat Kay mencubit pipi Uwa.
“Eh, iseng aja nih, tangannya,” tegur Baba, “Sama Teteh,”
“Bobo dulu Teh,” kata Kay mencium tangan Teteh Iis.
“Dadaaaa!” katanya.
Kiss bye-nya mana?” tanya Baba.
Kay mengangkat jari-jarinya menutupi mulut, “mmmmah!”
Dan kami pun berjalan menuju kamar. Kay membuka pintu kamar, masuk dan menutupnya kembali.
Baba mengangkat Kay dan ‘melemparnya’ ke tempat tidur, ia tertawa terkekeh-kekeh, lalu Baba menyusul melompat ke tempat tidur. Kay senang sekali.
“Sekarang kita ada di?” tanya Baba.
“Tompat tidul,” jawab Kay.
“Berarti sudah waktunya?”
“Bobo,”
“Sebelum bobo?”
“Kita boldoa,” jawab Kay.
“Gimana berdoanya?”
Kay membaca doa tidur dan doa untuk orang tua. Lalu ia berguling-guling ke sana kemari sebelum akhirnya memeluk leher baba dan memejamkan mata.
“Nelengnengkung,” Kay meminta Baba menyanyikan lagu favoritnya saat ini.
Baba pun menyanyikan lagu itu hingga Kay tertidur.

No comments: