Kay berjalan menuju lemari dan mengambil seperangkat unit handsfree rusak. Ia memasang earpiece unit itu ke telinganya, lalu tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepala.
Sejurus kemudian unit handsfree itu ia lepas, dan ia coba pasangkan ke piano mainannya. Menekan tombol drum, cymbal dan akhirnya demo yang mengeluarkan suara musik bising yang Mama biasa bilang ‘musik panik’. Kay tertawa dan menggoyangkan badannya ke kiri dan ke kanan mengikuti irama.
Lalu ia mengambil dua balok susun: sebuah double block, dan sebuah single block. Ia pasangkan single block itu ke salah satu titik double block, dan dengan puas ia berkata “Kuda,”
Kemudian ia berusaha menunggangi ‘kuda’ itu, yang tentu saja menghilang di bawah tubuhnya yang jauh lebih besar daripada balok-balok itu. ‘Kuda’ itu dilempar, mengagetkan Baba, dan membuat Kay tertawa terkekeh-kekeh menirukan kagetnya Baba: “Aduh-aduh!” katanya.
Unit handsfree itu kembali berada di tangannya dan diutak-utik. Tiba-tiba Kay mencolek Baba sambil berkata “Patah.”
“Apanya yang patah?” tanya Baba sambil mengambil unit handsfree itu dari tangan Kay. Ternyata earpiece-nya copot. Baba segera memasangnya kembali, tetapi Kay segera mencopotnya lagi. “Patah,” katanya.
Ia lalu ke ruang tamu dan berupaya untuk menunggangi Kakek yang sedang tidur.
Beberapa saat kemudian Kay membuat Baba membatalkan shalat Baba karena Kay meraih dan menjatuhkan termometer hingga pecah berantakan dan membuat raksa di dalam termometer itu berceceran.
Tampaknya anak Baba ini sudah benar-benar pulih dan menjadi dua kali lipat lasaknya…
Oct 2, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment