Nov 2, 2006

Come To My Arms, My Beamish Boy!

Seperti biasa, pulang kantor Baba memasukkan mobil ke dalam garasi dan menutup pintu garasi.

Tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda.

Baba mendengar suara ‘klik’ pintu samping terbuka dan seorang bocah cilik menyembulkan kepala berhias sebuah cengiran khas. Lalu tanpa buang waktu ia langsung menghambur keluar—hampir jatuh tersandung sandal—dan langsung memeluk Baba.

Yes, Gentles, Kay sudah pulang dari libur Lebarannya di Subang.

“Come to my arms, my beamish boy!
O frabjous day! Callooh! Callay!”
He chortled in his joy*

Tanpa buang waktu lagi, Baba langsung menggendongnya. Badannya terasa mantap. Sehat sekali tampaknya anak ini! Pipinya kemerahan, senyumnya terkembang, meskipun matanya setengah tertutup menahan kantuk.

“Sudah mau tidur itu,” kata Nenek, “tapi begitu dengar suara mobil dia langsung turun dari tempat tidur dan teriak ‘Baba!’”

Kay tidak melepaskan pandangannya dari wajah Baba.

“Nggak pake popok dia sekarang,” jelas Nenek lagi, “sebelum tidur udah disuruh pipis dulu, kemarin di Subang mah nggak ngompol.”

“Wah, hebat dong!” kata Baba, “sudah gosok gigi, Nek?”

“Belum.”

Baba menggosok gigi Kay dan mengajaknya ke kamar.

“Ayo, bilang dulu,” perintah Baba.

“Ngki, bobo ya,” kata Kay sambil mencium tangan Kakek.

“Sekarang ke Nenek,” perintah Baba lagi.

“Nenek, bobo dulu ya,” Kay mencium tangan Nenek.

Lalu kami masuk ke kamar. Seperti biasa, Kay naik ke tempat tidur dengan cara special, dengan ‘dilempar’ oleh Baba. Ia tertawa geli dan senang.

“Baba hokalang,” katanya meminta Baba melompat ke tempat tidur. Baba pun melompat, mengguncang tempat tidur dan membuat Kay kegirangan.

Lalu ia memeluk leher Baba. “Nelengnengkung,” katanya sambil memejamkan mata. Baba menyanyikan lagu kesayangan itu. Lagu manjanya Kay.

“Ayo, berdoa dulu,” pinta Baba. Kami pun berdoa bersama, doa tidur dan doa untuk orang tua. Lalu Kay tertidur tanpa popok. Tanpa popok!

Terus terang Baba agak was-was dan beberapa kali terbangun malam harinya, tapi ternyata kekhawatiran Baba tak beralasan, karena pada pagi harinya Kay terbangun di tempat tidur yang masih kering.

Yes, Gentles, Kay tidak ngompol! Unbelievable! Ia sudah makin pintar sekarang. Baba bangga sekali.

“Pipis,” katanya waktu terbangun. Nenek langsung membawanya ke kamar mandi dan ia pipis di sana.

He really is a good boy, Ma!


* diambil dari puisi Jabberwocky karya Lewis Carroll.

No comments: