Aug 18, 2007

'Kay Mau Ke Shubang!'

‘Mama pulang dulu ya,’ demikian suara Nenek membangunkan Baba. Sebelum Baba sempat menjawab, Kay menyeruak masuk, air mata berderai di pipinya.

‘Kay mau ke Shubang!’ rengeknya.

Baba menggendong anak itu dan membujuknya.

‘Iya, nanti kita ke Subangnya, ya,’ bujuk Baba, ‘kan sekarang Teteh Iis lagi di kampung.’

Teteh Iis memang sedang ijin pulang kampung selama tiga hari.

‘KelumahYangtikeshubangshamaNenekaja!’ rengeknya lagi.

‘Shh, shh,’ bujuk Baba sambil menepuk-nepuk punggung Kay, ‘kata Jojo apa? Kalau kamu kesal, tarik na—?’

Kay menolak meneruskan kalimat itu. Tangisnya makin menjadi. Tangan kirinya menunjuk-nunjuk ke garasi.

‘Mau shama Kakek!’ tangisnya sambil menunjuk Kakek yang sedang memarkir mobil.

‘Iya, nanti kita ke Subang,’ Baba terus membujuk Kay hingga ia agak tenang.

Baba melap ingus dan air mata Kay dengan handuk kecilnya, lalu menyalakan TV. Iklan produk suplemen terpampang di layar. Baba mengganti saluran ke Playhouse Disney.

‘HUAAAAAAAA!!!’ tangis Kay kembali merebak. Ia sekarang terbaring di tempat tidur di depan TV, kakinya menendang-nendang tidak karuan.

‘Ganti!’ katanya meminta saluran TV diganti, ‘She-De-El aja!’

‘Emang tadi lagi iklan itu?’ tanya Nenek.

‘Iya, tadi diganti ke saluran anak-anak,’ jelas Baba.

Saat saluran dipindah iklan itu sudah selesai, beruntung Kay bisa segera terbujuk melihat iklan-iklan lainnya. Setelah tenang, Baba kembali menggendong Kay dan menyuruhnya berpamitan pada Nenek.

‘Salim dulu, Kay,’ kata Baba.

Sambil cemberut Kay mencium tangan Nenek.

‘Sini yuk, sama Kakek,’ kata Kakek menyodorkan dua tangan sebagai tanda ingin menggendong.

‘Jangan, Pa,’ kata Baba, ‘nanti ngamuk lagi lho.’

Benar saja. Tangis Kay meledak lagi. Setelah Kay berhasil dibujuk dan tangisnya berhenti, Nenek dan Kakek naik ke mobil dan berangkat ke Subang.

Kay menolak melambaikan tangan maupun memberikan kiss bye.

Setelah masuk ke rumah lagi, Kay tampak masih kesal. Sambil merajuk ia mulai mencari-cari mainannya.

‘Mau itu!’ katanya.

‘Mau apa? “Itu” apa?’ tanya Baba sambil menghampiri Kay.

‘Itu!’ katanya lagi, tangisan sudah membayang di wajahnya.

‘Sini,’ kata Baba sambil memeluk Kay, ‘Kay mau apa?’

‘Shapu,’ katanya. Rupanya ia mau memainkan sapu kecil yang dulu sekali dibelikan Nenek. Kay memang sangat suka menirukan Bibi menyapu dengan sapu mini tersebut.

Setelah itu Kay menghampiri Baba dan meletakkan kepalanya di pangkuan Baba. Baba mengangkatnya dan merebahkan Kay di tempat tidur depan TV dan kami pun menonton TV bersama.

‘Baba goyang-goyang Kay,’ kata Baba sambil menirukan cara Kay menggoyang badannya.

Kay ikut goyang-goyang. Senyumnya kembali terkembang.

No comments: