Jun 12, 2007

'Agel!'

Renyai tawa seorang anak kecil terdengar dari halaman depan rumah. Baba segera ke depan untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh Kay.

‘Gini pegangnya,’ terdengar suara Kakek memberi arahan pada Kay. Sosok Nenek baru saja terlihat keluar dari garasi. Suara air mengucur terdengar.

‘Gini aja ya, pegangnya, jangan digitukan,’ kata Kakek lagi. Rupanya ia sedang mengajarkan Kay memegang slang untuk menyiram tanaman.

Tapi dasar anak iseng, Kay tetap saja sesekali menutup ujung slang, sehingga air muncrat ke mana-mana, membasahi baju dan celananya. Ia tertawa lagi.

Seorang pedagang keliling mendekati kami.

‘Bu, mau beli agar?’ tanyanya pada Nenek.

Sekonyong-konyong Kay melepaskan slang di tangannya. Ia langsung meninggalkan kegiatannya dan menghambur ke si pedagang.

‘Agel!’ serunya.

* * *

‘Lalala-nanana-hmhmhm,’ senandung Kay saat ia melangkah masuk rumah digandeng oleh Nenek.

Di dalam rumah, ia langsung menuju meja makan. Bibi telah menanti dengan segelas teh yang diberi madu sebagai pemanisnya.

‘Ayo minum teh manis dulu,’ kata Bibi.

‘Iya. Belum isi apa-apa udah main air, nanti masuk angin lho,’ tambah Baba.

‘Agel!’ jawab Kay.

Bibi mendudukkan Kay di kursi makan dan menyuapi teh hangat itu. Kay menyeruputnya dengan nikmat, lalu mengambil sendok makan di tangan Bibi.

‘Agel!’ katanya lagi sambil menyendok agar itu dan menyuapkannya ke dalam mulut.

Nenek tersenyum melihat tingkah Kay.

‘Ya ampun,’ kata Baba, ‘pinter amat makan agarnya. Pakai sendok kecil ini aja, ya.’

Beberapa menit kemudian agar-agar itu habis dilalap Kay. Setelah itu Kay menghambur ke kotak mainannya dan mulai bermain-main.

No comments: