Sep 12, 2007

'AH!' Katanya Memprotes

‘Gendong!’ suara anak lelaki di sebelah Baba membuyarkan impian. Baba membuka mata dan mendapatkan Kay sudah duduk bersila. Matanya masih setengah terbuka dan mulutnya cemberut. Secara keseluruhan ia masih terlihat amat sangat mengantuk.

‘Gendong!’ katanya lagi.

Dengan susah payah dan mata yang masih lengket, Baba menggendong Kay dan mulai mengayun-ayunnya.

‘Ke shana!’ katanya sambil menunjuk asal-asalan ke arah pintu.

Di luar kamar ia merosot turun. Masih dengan mata setengah terpejam. Baba melirik ke jam dinding. 05:30.

‘Pipis dulu yuk,’ ajak Baba, ‘pipis sama Teteh ya.’

Baba hampir tak kuasa menahan kantuk.

‘AH!’ protesnya, ‘shama Baba aja.’

Baba menggandeng tangannya.

‘AH!’ protesnya lagi, ‘gendong aja!’ katanya sambil mengangkat kedua tangannya.

Baba kembali menggendong Kay dan berjalan terseok-seok ke kamar mandi.

Setelah selesai pipis Kay kembali mengembangkan “sayapnya.”

Baba kembali menggendong Kay dan berjalan terseok-seok kembali ke kamar.

‘Bobo lagi ya,’ kata Baba, ‘Baba ngantuuk sekali.’

Di tempat tidur ia segera memeluk leher Baba dan memejamkan mata. Baba segera terlelap. Dan terbangun beberapa saat kemudian karena merasa geli di belakang lutut.

Kay sedang asyik mengorek-ngorek belakang lutut Baba dengan telunjuknya.

‘Dikodek-kodekin,’ katanya sambil nyengir.

‘Aduuh, jangan dong! Geli! Baba kan mau bobo dulu sebentar lagii aja,’ mohon Baba sambil menggesernya. Baba kembali terlelap.

Dan terbangun kembali dengan rasa geli di tempat yang sama.

‘Dikodek-kodekin,’ kata Kay dengan cengiran yang lebih lebar. Baba menghentikan kegiatannya dengan menurunkan Kay dari tempat tidur.

Ia segera lari keluar kamar. Baba terlelap kembali.

Telepon berdering. Suara Mama menyambut telinga Baba. Kay yang sudah mandi dan rapi mendekat. Baba meletakkan gagang telepon ke telinganya.

‘AH!’ katanya memprotes, lalu melarikan diri ke dapur sambil menyeret sapu.

No comments: