Kay punya celengan ayam baru, dibelikan oleh neneknya. Celengan ayam yang baru ini lebih kecil dari yang lama, tapi masih lengkap anggota badannya. Ekornya masih menjulang dengan anggun, dan belum ada tambalan lakban, hingga suatu ketika Kay meletakkan celengan baru itu dengan agak keras dan…jenggernya copot hahaha, selotip beraksi, deh.
Paginya Baba memberikan Kay dua keping koin dua ratus rupiah. “Ini untuk apa Kay?” tanya Baba, “untuk di…?”
“Dinaaaaabung!” jawab Kay, tertawa. “Kotawa,” lanjutnya.
“Siapa yang ketawa?” tanya Baba.
“Lil,” jawabnya, ia selalu menyebut dirinya ‘Lil’.
“Gimana ketawanya?” tanya Baba lagi.
“Hahaha,” jawab Kay.
“Ayo ditabung dulu,” dan Kay pun memasukkan sekeping koin itu ke celengan ayam lama.
“Satu lagi,” ujar Baba.
Kay tampak ragu memasukkan keping terakhir koin itu, ia tidak melepaskan genggamannya bahkan ketika setengah koin itu sudah masuk ke celengan. Kay menarik kembali koin itu, lalu beranjak pergi.
“Mau ke mana?” tanya Baba, “nabung dulu dong.”
Kay berjongkok di dekat celengan ayam barunya dan tanpa ragu-ragu memasukkan koin terakhirnya ke dalam celengan baru itu. Barulah Baba paham bahwa ia membagi dua ‘pendapatannya’ hari itu.
Selain celengan baru, Kay juga punya kuda-kudaan baru. Kuda-kudaan ini berbentuk zebra. Meskipun Kay masih agak takut menaiki kuda baru ini ia sangat senang dengannya.
“Kuda ada dua,” demikian kata Kay.
Tadi pagi Baba membantunya naik kuda itu.
“Sakit,” kata Kay. Baba heran, sakit apanya? pikir Baba, kan ‘pelananya’ sudah dilapis busa oleh Nenek.
“Sakit,” kata Kay lagi. Rupanya Kay duduk terlalu di belakang, sehingga pantatnya persis berada di pinggir ‘pelana’ kayu kuda itu, dan itulah yang menyebabkan rasa sakit.
Setelah Baba membenahi posisi duduknya, Kay dengan nyaman duduk di punggung kuda, tapi ia masih takut mengayunkan badannya. Jadi Kay hanya duduk diam berpegangan pada handel di sisi kanan dan kiri leher kuda-kudaan itu sementara kakinya merangkul kedua kaki depan kuda-kudaan.
Kay kelihatan kikuk sekali meskipun senyum lebarnya terkembang.
Sep 20, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
hai Kay,
kalau dapet uang sayang di hari lebaran dari uwak-uwak dan kakek nenek, ditabung lagi dong ya di ayamnya...
Post a Comment