Kay sudah mulai bisa beraktifitas menggunakan kedua sisi tubuhnya.
Demikian laporan terapis Kay kemarin. Ia kemarin belajar menggunting dan menempel. Meskipun dalam menempel dia masih dibantu oleh terapis dalam menggunting ia sudah menunjukkan kemajuan.
Di kelas Ibu Rissa Kay mulai menunjukkan kenakalannya, ia mulai suka menolak melakukan perintah-perintah yang diberikan oleh Ibu Rissa dan banyak menangis.
“Nangisnya karena kolokan,” kata Teteh Iis, “Kay suka mencolok mata sendiri supaya air matanya keluar.”
Hmm…sudah mulai banyak akalnya anak ini…
Malamnya Kay gembira karena Baba pulang sebelum dia tidur, dan Baba membawa mainan untuknya. Sayangnya kedua mainan itu dijadikan alasan untuk menunda waktu tidurnya.
Kay semalam begitu manja pada Baba, ia menolak tidur dikeloni nenek.
“Tulun,” katanya sambil beringsut dari tempat tidur, “bukain pintu.”
Akhirnya Baba terpaksa mengenakan handuk di sekeliling mulut Baba untuk mencegah Kay tertular influenza yang sedang Baba idap.
Kay tampaknya penasaran dengan handuk di muka Baba. Ia selalu berusaha untuk membukanya dan berkali-kali Kay berkata: “Baba!” seolah meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang tidur bersamanya adalah memang Baba yang biasa ngeloni dia…
Paginya Kay agak susah disuruh mandi untuk bersiap ke sekolah, dia asyik bermanja-manja dengan Bude Tati, tetangga sebelah.
Kalau ditanya sudah berapa lama nggak ketemu Bude, Kay akan menjawab “Empat tahun.”
Akhirnya Kay dibujuk naik jerapah sementara Bude Tati menyelinap keluar rumah.
Sep 7, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment