Sep 5, 2006

Suatu Pagi Bersama Kay

Alarm berbunyi.
Jam setengah enam, pikirku. Aku bangun, mematikan alarm, mematikan AC dan bersiap untuk kembali tidur.
Lima menit kemudian, seorang bocah cilik berujar tidak jelas, membangunkanku, merangkak melintasi tubuhku dan turun dari tempat tidur sambil bersenandung. Entah apa yang disenandungkan.
Ia membuka pintu dan berjalan terhuyung-huyung keluar kamar. Di hadapan kotak mainannya ia jongkok dan mulai memilih-milih dan memilah-milah mainan yang hendak dimainkan.
Aku keluar kamar, mengambil segelas air dan meminumkannya pada Kay. Seperti biasa, dia hanya minum seteguk. Sisanya aku yang menghabiskan.
Kay tepekur di hadapan mainannya.
“Tcali kupu-kupu,” katanya tiba-tiba.
Kupu-kupu yang dimaksud adalah sebuah windchime dengan kupu-kupu plastik tergantung di atasnya. Kupu-kupu itu didesain sedemikian sehingga seolah terbuat dari kaca patri. Warnanya ungu dan biru. Kay sangat suka dengan kupu-kupunya itu. Bahkan ia semalam tidur sambil menggenggam sang kupu-kupu.
Kay beranjak bangun.
“Di mana kupu-kupunya?” tanya Kay.
“Di sana, tuh.” Jawabku, menunjuk laci yang ada di kaki tempat tidur. Semalam aku meletakkan kupu-kupu itu di atas laci itu, persis di depan tape compo.
Kay kembali masuk ke kamar, celingukan.
“Itu di sana, di atas meja,” kataku.
Kay masih celingukan dan bergerak keluar kamar, agaknya akan mencari meja di ruang tamu.
“Bukan di luar,” kataku, “itu di depan tape.”
Ia menoleh dan mendekat ke tape compo dan melihat si kupu-kupu tergeletak, meraihnya dan memegang gantungannya. Ia sangat suka memandang benda yang tergantung.
Kay tersenyum puas.

Beberapa menit kemudian si kupu-kupu tergeletak di lantai. Kay sedang mengosongkan keranjang mainannya dan, setelah keranjang itu kosong, ia masuk dan duduk di dalamnya bersama dengan sebuah piring plastik berbentuk ice cream cone.
“Apa ini?” tanyaku.
“Es klim.”
“Kay mau es krim?”
Dia diam.
“Ayo mamam.”
“Ammm,” ucapnya sambil memasukkan salah satu sisi piring berbentuk es krim itu ke dalam mulut kecilnya.
“Mamam. Lapal,” katanya. “Mmmm enaaaak!” tambahnya.
Kemudian Bibi datang membawa semangkuk havermout, dan dalam sekejap Kay menghabiskannya, padahal dia baru saja menghabiskan segelas susu cokelat…

No comments: